Tuesday, October 30, 2012

5:46:00 PM

Mungkin agak terlambat me-Share artikel ini, karena hal ini sempat menjadi Top News di 2010 silam. Tapi namanya informasi bahkan bukan sekedar informasi tapi ilmu alangkah baiknya tetap saya share, karena ini berawal dari pengalaman pribadi juga dimana sebelum artikel ini terbit saya sedang mencari-cari informasi mengenai susu yang baik untuk bayi. Setelah googling sana googling sini, akhirnya saya coba ringkaskan dari sekian banyak penjelasan mengenai beragam susu dalam risalah berikut.

Berdasarkan proses dan pengawetannya, susu dibagi menjadi 3 jenis :

1. Susu Pasteurisasi

Susu pasteurisasi merupakan susu yang diberi perlakuan panas sekitar 72-75 derajat Celcius selama 15 detik yang bertujuan untuk membunuh bakteri patogen. Susu pasteurisasi harus disimpan pada suhu rendah 5-6 derajat Celcius (dalam lemari es) dan daya simpannya hanya sampai 14 hari, lebih dari itu sudah dapat dikatakan “basi”. Meskipun jika dilihat dari kandungan gizinya susu pasteurisasi adalah yang mengalami kerusakan paling minim, namun hal ini tidak begitu di anjurkan dan menjadi pilihan banyak orang karena cara penyimpanannya yang harus selalu diletakkan di dalam lemari es sehingga mesti diminum dalam keadaan dingin.

2. Susu UHT

Susu UHT (Ultra High Processing Temperature) merupakan susu yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang singkat (135-145 derajat Celcius) selama 2-5 detik. Pemanasan dengan suhu tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen) dan spora. Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak berubah seperti susu segarnya. Inilah yang menjadi pilihan banyak orang dan bahkan sering dianjurkan oleh sebagian besar para dokter khusunya untuk bayi yang sudah 1 (satu) tahun atau lebih.
Adapun keunggulan lainnya adalah karena proses penyajiannya yang begitu praktis dan kandungan gizinya yang lebih terjaga sehingga asupan yang diperoleh juga lebih sempurna tentunya. Disamping itu dengan dibatasinya masa penyimpanan (jika belum dibuka bisa diletakkan di luar lemari es tapi jika telah dibuka harus dimasukkan di dalam lemari es) semakin meyakinkan bahwa susu UHT bebas pengawet.

3. Susu Bubuk

Susu bubuk adalah susu segar yang dikeringkan melalui suatu proses tertentu. Dalam proses pengeringan itu banyak vitamin yang rusak akibat radiasi panas yang dialami selama proses pengeringannya. Untuk menyiasati hilangnya kandungan vitamin tersebut akhirnya ditambahkanlah (bahasa kerennya fortifikasi) vitamin plus embel-embel AA, DHA, dll sehingga terkesan bahwa susu bubuk (susu formula) cenderung memiliki kandungan gizi lebih lengkap, padahal sekali lagi saya tegaskan bahwa vitamin yang dicantumkan di label kemasan tersebut adalah vitamin yang difortifikasi alias buatan atau tidak alami, sehingga besar kemungkinan akan terjadi alergi terhadap konsumsi susu tersebut, terlebih para konsumennya adalah bayi dibawah 1 tahun yang sistem pencernaannya masih belum sempurna.


Demikian sharing mengenai susu, proses dan pengawetannya, jelas sudah mana yang nilainya jauh lebih baik untuk kita (khusunya anak-anak kita). Jangan sampe hanya karena gengsi kita memilih susu dari mahalnya saja. Namun tetap yang lebih baik adalah ASI untuk bayi kita.

0 komentar:

Post a Comment