Sunday, March 27, 2011

1:36:00 PM

Assalammu'alaikum wr.wb

Segala puji bagi Allah & shalawat kepada Rasul.

Taqdir bisa disebut juga sebagai permainan karena memiliki 2 alasan :

1. Terdapat hasil akhir yang berbeda, kadang senang - kadang sedih. Kadang tertawa - kadang menangis. Kadang menang - kadang juga kalah seperti layaknya sebuah permainan.

2. Pada setiap permainan selalu ada yang bertindak sebagai pemain dan pengatur permainan, dalam hal taqdir yang bertindak sebagai pemain adalah kita, sedangkan yang bertindak sebagai pengatur adalah Allah SWT. Karena sesungguhnya kita hanya diperintahkan oleh Allah SWT untuk berikhtiar dalam hal apapun, kemudian diteruskan dengan beribadah & berdoa, dan untuk hasilnya sepenuhnya adalah hak Allah SWT untuk menentukan.
Seperti dalam ayat berikut : Dan Ya´qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri". (QS: Yusuf (12) – 7).

Mengenai taqdir ini mungkin kita perlu belajar dalam kisah Fir'aun . Fir'aun adalah sosok yang sangat diagungkan dimasanya (karena mengaku sebagai Tuhan dan rakyatnya diperintahkan untuk tidak menyembah kepada selain dia) mungkin tidak pernah membayangkan bahwa kotak kecil berisi bayi Musa as yang mengapung di sungai dan merapat ke istananya adalah sebuah surat. Surat itu berisi pesan bahwa ketika ia menginstruksikan pembunuhan bayi laki-laki, tanpa sadar ia sedang bermain dengan takdirnya sendiri. Dan inilah awal mula permainannya!

Seharusnya Fir'aun sadar bahwa isi kotak ini mutlak juga masuk dalam daftar bayi yang harus dibantai. Dia tidak boleh membuat pengecualian kepada siapapun juga. Tapi Fir'aun membuat pengecualian. Bayi ini dikeluarkan dari daftar target pembunuhan. Dan itulah awal dari semua bencana yang menimpanya kelak.

Pengecualian itu dibuat dengan logika yang sangat lugu dan naif. Istrinyalah yang memberi ide, bayi itu mungkin bermanfaat jika diangkat sebagai anak. Pemimpin seperti Fir'aun yang kejam terhadap pengikut dan rakyatnya, biasanya menunjukkan kuasa dengan menebar kasih kepada istrinya. Maka ia pun mengabulkan permintaan istrinya, karena dalam hatinya terbesit toh semuanya masih dalam kendali.

Dari celah jiwa itulah Allah memberlakukan kehendakNya. Sang Rasul tumbuh besar dalam istana, dengan fasilitas istana & dengan perlindungan yang sangat sempurna. Dari waktu ke waktu bayi itu menunjukkan gelagat berbahaya, tapi kasih sayang mengubah sikapnya. Ia melakukan "pembiaran", karena sekali lagi terbesit dalam hatinya semua masih dalam kendali.

Begitulah Allah mempermainkan Fir'aun. Dimulai dengan mimpi yang menganggu pikirannya dan melahirkan kecemasan luar biasa, lalu muncul bayi mungil itu. Sebuah dinasti raksasa diruntuhkan dengan cara yang sangat sederhana. Dari ide-ide kecil yang diselipkan Allah dalam benak Fir'aun itulah letak permainan Nya.

Permainan kecil itu hanya ingin menyampaikan pesan sejarah bahwa kendali bukanlah di tangan manusia, termasuk atas pikiran-pikirannya sendiri. Para konspirator selalu ditipu oleh dendam dan kekuasaan, diyakinkan oleh kedigdayaannya bahwa semua kendali ada di tangan mereka. Tenyata TIDAK.

Lihat juga sebuah kisah tentang makhluk agung yang lain yaitu nabi Zakaria, sosok yang sudah tua renta, sekian puluh tahun menikah tapi belum juga memiliki keturunan, tapi atas ketaqwaan & kelembutan hatinya meminta kepada Allah & senantiasa bertawakal hanya kepada Allah Azza wa jalla, segala ketidak mungkinan & kemustahilan itu pun akhirnya kandas, sebab Allah mengabulkan permintaan Zakaria as dengan memberikannya seorang keturunan yang mulia juga yang bernama Yahya as.(mau tahu lebih jelas ceritanya?? insyaAllah dibahas dilain kesempatan).

Sumber optimisme kita dari situ, dari fakta bahwa kendali tidaklah di tangan manusia, kendali tetap di tangan Allah. Dia yang mengendalikan game ini!

Yang harus kita jaga agar takdir baik berpihak pada kita adalah konsistensi pada kebenaran & ibadah kita. Walaupun kita akan tampak lugu dan naif. Ini permainannya!

Allah yang mengontrol seluruh permainan ini karena Dia sendiri yang mengendalikan alam raya ini, termasuk ilmu tentang masa depan. Jadi janganlah terlalu khawatir!

Semua ilmu manusia tentang masa depan hanya sampai pada zhan (dugaan). Mereka bisa membaca tren, tapi tidak mengendalikannya. Itu seperti meramal cuaca, bisa diduga-duga tapi tidak bisa dikendalikan. Jadi jangan pernah percaya pada propaganda bahwa ada kekuatan yang tak terkalahkan di dunia ini kecuali kekuatan Allah SWT!

If you believe in Allah impossible is nothing

Wallahu 'alam bish shawab


Posted by:
Ferry Ferry Adriawan

0 komentar:

Post a Comment